Ini adalah jeritan hewan-hewan, yang manusia telah mencuri sesuatu dari mereka..
Aku adalah seekor elang. Aku gagah, aku kuat. Aku bisa melihat
semuanya dari atas sini. Aku bisa terbang, menjelajahi dunia. Lalu
manusia melihatku. Mereka kagum akan kehebatanku, yang bisa terbang di
angkasa, melayang melawan gravitasi. Aku bangga. Makhluk besar itu kagum
padaku.
Hingga suatu hari, aku menyaksikan manusia itu membuat sebuah benda
besar yang memiliki sayap. Oh, mereka juga ingin terbang seperti ku. Aku
berdecak kagum. Manusia sungguh hebat.
Hingga pada suatu pagi, ketika aku masih tertidur bersama anak-anak
kecilku, terdengar suara gaduh dari hutan tempatku tinggal. Ku amati
dari atas sini. Astaga!! Apa itu?? Kenapa pohon-pohon itu hilang??
Mereka tumbang. Apa yang dilakukan manusia??
Berbulan-bulan ku amati. Pohon kami semakin habis.. Sebuah bangunan
besar berdiri menggantikan pohon kami. Dan hari itu, kulihat benda besar
yang bersayap,
meluncur di sebuah jalan besar yang dulunya itu adalah pohon kami.
Kenapa manusia membuang pohon kami dan menggantikannya dengan jalan
besar, yang tidak bisa menjadi payung saat terik matahari, saat hujan
turun, hanya agar mereka bisa terbang sepertiku?? Manusia sungguh egois.
Aku
adalah seekor kera. Aku hidup bahagia bersama keluargaku.. Hingga suatu
hari, aku mendengar elang bercerita kepada ibuku, bahwa manusia
menciptakan benda yang bisa membantu mereka terbang. Aku kagum.. Aku
selalu ingin terbang seperti elang.. Andai aku bisa seperti manusia..
Aku berharap menjadi manusia..
Hingga
suatu pagi buta, ibuku membangunkanku, mengajakku untuk lari
bersamanya. Mataku masih sulit terbuka, bu. Ini masih terlalu pagi. Tapi
ibuku malah memarahiku dan menyeretku pergi. Ada apa ini?? Kenapa semua
pergi? Ini kan rumah kita?
Aku menoleh ke belakang. Ya Tuhan.. Kenapa ini? Satu-persatu pohon rumah kami tumbang.. Siapa yang
melakukannya??
Manusia. Kata ibuku. Aku tidak percaya.. Manusia adalah makhluk yang ku
idolakan... Tidak mungkin. Hingga aku melihatnya.. Itu manusia yang
merusak rumah kami. Dan mulai detik itu, aku sudah tidak ingin menjadi
manusia. Aku membenci manusia. Manusia... Sungguh egois.
Aku adalah seekor gajah kecil. Aku hidup bahagia di hutan ini. Rumah terbaik yang di berikan Tuhan kepada kami.
Tapi,
akhir-akhir ini rumah kami sedikit demi sedikit kehilangan pohonnya.
Kera memberitahuku bahwa itu perbuatan manusia. Manusia? Makhluk apa
itu? Aku penasaran. Apa mereka tidak membutuhkan pohon. Aku bertanya
pada ibuku, tapi ia hanya berkata itu tidak penting. Yang penting kita
masih bisa hidup disini, dengan makanan yang berlimpah..
Hingga
hari itu, keluarga ku berlari menjauhi rumah kami. Ada apa ibu?
Tanyaku. Manusia jawab ibuku. Manusia?? Apa mereka ada disini? Ibuku
tidak menjawab, hanya mendorongku berlari.
Lalu ada suara yang keras,
seperti
tembakan. Ibuku semakin mendorongku untuk berlari jauh lebih cepat. Apa
itu tadi bu?? Ibuku hanya berkata, cepat lari, cepat!!
Aku bertanya-tanya, kenapa kami harus lari dari manusia..
Lalu ada suara, dan aku menoleh. Itukah manusia? Ya. Cepat lari. Kata ibuku. Lalu terdengar lagi suara tembakan. Dan ibuku terjatuh. Aku menoleh. Ibu!! Kau kenapa??
Lari!!!! Cepat lari!!!
Tapi Ibu....
Pergi!! Ibu akan menyusul...
Dengan enggan aku berlari meninggalkan ibuku, sambil bertanya-tanya, kenapa ibuku berhenti.
Aku menoleh, dan kulihat manusia itu menembak ibuku... Dan ia mati.. Tidak... Ibu... Tidak..!!!!
Manusia..
Kenapa kalian membunuh ibuku??? Apa salah kami?? Kalian menghancurkan
rumah kami, lalu membunuh ibuku?? Manusia sungguh biadab.!!
Aku
adalah seekor rusa kecil. Aku memiliki bertemu dengan gajah, kera,
elang, dan hewan-hewan lain seperti jerapah, babi hutan, ular, kelinci,
dan masih banyak lagi.
Kami berkumpul, bukan untuk
maksud
tertentu. Tetapi keadaan yang membuat kami semua berada di sini. Rumah
kami semua hilang. Hanya tempat ini satu-satunya yang belum dirusak
manusia. Makanan semakin menipis. Membuat keluarga kami satu persatu
harus mati kelaparan.. Tidak. Aku tidak
mau seperti ini. Kami bisa punah jika kami terus diburu, atau mati
kelaparan. Tidak.. Aku tidak mau... Kami tidak memiliki salah apapun..
Kenapa kami harus hilang dari bumi ini??
Aku
adalah seekor ikan. Aku bertemu dengan elang yang menceritakan bahwa
manusia membuat benda yang bisa membantu mereka terbang. Ia juga
bercerita tentang hutannya yang mulai habis. Ia berkata, ingin menjadi
ikan sepertiku, yang rumahnya amat sangat luas..
Aku lalu bercerita padanya.
Manusia
tidak hanya ingin seperti burung. Mereka melihatku menyelam di bawah
air dengan lincahnya, dan mereka lalu menciptakan benda yang bisa
membawa mereka untuk menyelam dibawah lautan kami. Kami kagum. Tapi
sayang, manusia
adalah makhluk yang tidak tahu terima kasih..
Mereka
meracuni rumah kami. Dengan limbah-limbah hitam berbau menyengat dari
bangunan menyeramkan di ujung kota yang mengeluarkan asap mengepul yang
tak kalah hitam. Mereka mencuri anak-anak kami dengan sebuah jaring yang amat besar yang mereka sebut pukat harimau..
Belum
puas meracuni rumah dan mencuri anak-anak kami, bagai melimpahkan
kesalahan pada kami, ketika manusia itu berperang dengan manusia lain,
entah apa maksudnya. Kenapa manusia berperang dengan manusia lain. Dan
mereka lalu menjatuhkan bom ke rumah kami. Membunuh saudara-saudara
kami. Membuat rumah kami tak layak ditinggali. Kami hewan. Kami juga
membunuh. Tapi kami tidak akan pernah sekeji manusia.
Aku
benci manusia.. Kenapa mereka seperti itu? Lalu, salahkah kami jika
suatu saat kami pergi ke perkampungan, mencuri hasil ladang kalian??
Pernahkah kalian berpikir kami melakukannya karena terpaksa? Kami
berusaha sebisa mungkin
agar tidak mengganggu manusia. Karena kami tahu, akibatnya kami bisa mati jika bertemu manusia. Tapi kami terpaksa...
Kami
tidak mencuri.. Kami hanya meminta, sedikit saja apapun yang bisa kami
makan... Bukankah manusia sudah mengambil, merusak semua makanan kami??
Kami
pergi karena terpaksa. Tidak ada rumah lagi bagi kami. Tidak ada tempat
untuk berteduh saat panas matahari terasa menyengat, atau saat badai
datang.
Lalu
kenapa manusia marah kepada kami jika kami pergi ke tempat tinggalnya??
Kami tidak akan merusak rumah kalian, kami tidak akan membunuh ibu atau
anak-anak kalian. Kami hanya minta sedikit kekayaan kalian. Tapi, kami
tahu itu tetap saja akan membuat kami mati.
Kawan... Sudahkah kita merenung??
Aku
selalu merasa marah, ketika aku menonton berita di televisi, tentang
seekor hewan yang ditembak mati hanya karena mencuri hasil kebun.
Manusia itu... Kejam.
Pernahkah kalian membayangkan?? Seandainya hewan adalah makhluk yang
berkuasa. Kita ibaratkan hewan adalah manusia, dan manusia adalah hewan.
Lalu
sekawanan hewan datang ke tempat tinggal kalian, menghancurkan
rumah-rumah kalian dan kalian tidak ada pilihan selain melarikan diri.
Jika kalian tetap diam mempertahankan rumah
kalian, kalian akan mati. Lalu kalian berdiam di suatu tempat yg
sempit. Tidak ada makanan. Anak-anak kalian mulai menangis kelaparan,
membuntuti kalian dengan terus memegangi perutnya yang kecil.
Apa
yang akan kalian lakukan?? Kalian akhirnya berniat untuk mencuri
sedikit saja makanan dari hewan untuk anak kalian. Lalu ketika hewan
memergoki kalian mencuri, kalian dibunuh.
Kawan... Renungkanlah..
Kawan...
Ayolah.. Sayangi hewan-hewan kita, sayangi rumah-rumah mereka... Kita
sama-sama hidup. Kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.
Kawan...
Pernahkah kalian berpikir, jika kalian terus membunuh mereka, kalian
akan menjadi makhluk yang bahkan lebih rendah dari hewan??
Hewan tidak pernah
menyakiti kalian jika kalian tidak memulai...
Ingin terbang di langit seperti layaknya burung,
Ingin berenang dengan bebasnya di air seperti ikan...
Mengapa manusia berharap???
S.OU~L
Planet Win 365 Casino Review 2021 | 100% Up To £1,000 - StillCasino
BalasHapusEnjoy this incredible casino and its all-round entertainment, superb game selection, matchpoint great support planet win 365 staff and so much fun88 vin more! Rating: 2.9 · Review by StillCasino